![]() |
Anak dan Istri Terkasih |
Salam kenal sobat dumay semuanya, ane Shobahul Amri pengen berbagi dengan sobat dumay semuanya mengenai perjalanan hidup ane. Kadang setiap orang memiliki cerita masing-masing tentang perjalanan hidupnya.
Ane lahir di kota Gresik yang alhamdulillah lingkungannya sangat mendukung ke arah kebaikan, karena pribadi seseorang itu sangat dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggal. Ane lahir di tengah-tengah keluarga sederhana dan Alhamdulillah berdarah Jawa 100%. Ane di besarkan oleh seorang Ibu yang berprofesi sebagai pedagang warung klontong (warung yang menjual kebutuhan ibu rumah tangga) dan oleh seorang Bapak yang berprofesi sebagai penjual senjata tajam (peralatan pertanian).
Perjalanan hidup emang berliku-liku, kadang kita merasa enjoy beberapa kurun waktu namun kadang-kadang kita juga dihadapkan dengan berbagai masalah yang tentunya itu sebuah ujian dari-Nya dan tidak akan melebihi batas dari kemampuan kita untuk menyelesaikan setiap permasalahan yang ada.
Suatu ketika, sekitar usia Ane 10 tahun an gitu mulailah sebuah musibah ane rasakan dan ini sangat berat sekali untuk menerimanya. Ibunda tercinta telah di panggil Yang Maha Kuasa setelah diuji dengan penyakit komplikasi. Berat banget rasanya saat itu, tapi dengan berjalannya waktu dengan semakin menuju kedewasaan maka ane mulai bisa memahami arti sebuah kehidupan.
Semakin tumbuh dewasa sampai suatu ketika ane masuk masa2 SMA, masa inilah masa yang sangat berkesan. Masa dimana kebiasaan selalu ingin bersenang2, berkumpul teman2, muas2in hoby dll. Apalagi di usia SMA ini kita baru mengenal cinta, dan kebetulan ane dapat teman cewek spesial di usia SMA ini. Ada yang namanya cinta pertama perna ane alami sejak masa SD, tapi itu ane anggep cinta monyet lah, Ehhhh ternyata di SMA ketemu lagi, tapi sayangnya uda keduluan kenal sama cewek lain sih jadi harus jaga jaram ma First Love saat itu. Alhasil cinta pertama di ambil deh ama temen. cinta SMA pun lumayan bertahan lama, sekitan 5 tahunan lah. begitu masuk masa kuliah uda beda lagi cara berfikirnya. Orientasinya sudah mengarah ke masa depan.
Dari sini lah awal kehidupan yang sebenarnya itu ane rasakan, ketika ane sudah mulai berfikir matang maka sebuah keputusan besar harus ane ambil. Saat itu ane di hadapkan lagi dengan masalah yang sangat luar biasa besarnya.
Ayahanda tercinta telah di panggil-Nya juga setelah 7 tahun kepergian Ibunda, pada saat itu kuliah D1 uda selesai tapi baru masuk S1 dapat 2 semester. dimana secara financial ane masih sangat bergantung kepada orang tua. dengan adanya situasi saat ini ane dipaksa oleh keadaan untuk mandiri. dan emang bener keadaan itulah yang mampu membentuk Ane menjadi pribadi yang mandiri. Dan semakin keras Orientasi hidup ane ke depan harus lebih jelas. Ketika itu ane di hadapkan pada suatu pilihan yang sangat sulit, karena ane merasa teman wanita spesial yang menemani perjalanan hisup ane selama 5 tahun ternyata tidak bisa memberikan kepastian masa depan dan hanya sebuah harapan yang kosong serta banyak ketidak cocokan yang ane rasakan saat itu maka pada saat itu juga ane harus memutuskan sebuah pilihan yaitu jalani hidup masing. Eang sih berat banget dan tentunya akan sangat terasa sakit di hati. Tapi prinsip Ane saat itu, "Mending Ane Menyakiti Hatinya Sekali tapi Untuk Mendorongnya Mendapatkan Kebahagiaan dengan Orang Lain dari pada Dipaksa Untuk Bersamah Namun Hati Selalu Merasa Disakiti". Resmi sudah lah untuk menjalani kehidupan masing-masing.
Ane harus fokus menyelesaikan pendidikan dan kalau pun ada penggantinya maka prinsip ane saat itu, skali dapat maka orientasinya harus segera Nikah. Dan Alhamdulillah di akhir semester menjelang kelulusan Program S1 ane ketemu ama SomeOne yang begitu special di hati. Ane pun bikin perjanjian kalo uda selesai wisudah harus langsung Nikah. Alhamdulillah setelah lulus pun kami benar-benar bisa melaksanakan pernikahan hingga saat ini kami di karunia seorang Putri yang sangat kami banggakan.
Kini ane sudah bener-bener bisa merasakan hidup. Karena Ane sudah memutuskan menikah maka Ane harus bertanggung jawab terhadap pilihan yang ane tempu ini.
Berbagai pekerjaan pun ane lakukan, Mulai dari berdagang menggantikan Ayahanda yang meninggal, Menjadi Buruh sebuah pabrik, menjadi pengajar seni, menjadi karyawan sebuah Bank Swasta, menjadi Guru. Semua uda ane jalani. Kemudian karena semakin bertambahnya usia pernikahan kami maka ane mulai berfikir bagaimana caranya ane tetep bisa bekerja tapi waktu untuk berkumpul anak istri ndak boleh sedikit.
Mulailah ane mencoba melepas pekerjaan yang sekiranya mengganggu waktu kebersamaa dengan Anak dan Istri. Sekarang Ane memilih untuk menjadi Tenagah Pendidik di sebuah sekolah swasta dan berwirausaha di rumah. Sehingga sambil kerja ane tetep bisa berkumpul dengan Anak dan Istri.
Dari sekian panjangnya coretan yang ane buat, Ane cuma mau berpesan kepada sobat Dumay yang masih mudah-mudah.
- Pikirkan masa depan mulai sejak sekarang sebelum timbul penyesalan.
- Jangan takut ketika menjumpai sebuah masalah sebesar apapun itu, pasti ada jalan keluar.
- Jangan takut mengambil sebuah keputusan meski menyakitkan, yang penting kelanjutannya di Fikir matang-matang
- Jangan mudah menyerah untuk mencapai cita-cita dan harapan.
0 komentar:
Posting Komentar